diskusi di hari libur

Bismillah
Hari ini, karena hari libur, saya mengajak anak-anak (kecuali si bungsu yang masih tidur) untuk ikut saya ke pasar, membeli makanan untuk sarapan dan bahan makanan untuk dimasak siang hari.
Alhamdulillah, saya tidak kesulitan mengajak mereka, ketika saya bilang “teh hasya, teh hana, ikut umi ke pasar ya!” mereka langsung bilang “ iya umi”. Perasaan saya sangat senang, karena inilah tujuan saya, yaitu mengajak mereka mengobrol selama perjalanan ke pasar. Dan ternyata efektif juga, karena sangat banyak yang kami diskusikan.
                Saya putuskan ke pasar berjalan kaki, tidak menggunakan motor, karena memang jarak rumah ke pasar dekat, bisa ditempuh dengan berjalan sekitar 15 menit. Selama perjalanan, saya selalu mengajak mereka berdiskusi, mulai dari kondisi lalu lintas, kemudian tentang masakan apa yang akan kami masak hari ini.
“teh, mau makan apa hari ini?” saya bertanya pada hana
“ mau makan ayam goreng” jawabnya
“kalau teh hasya apa?” saya bertanya pada hasya
“apa aja terserah” jawabnya
Memang hasya seperti itu, dia tidak banyak meminta, dia akan makan apapun yang saya masak.
Perjalanan tiba di pasar, kami langsung membeli kue-kue dan makanan untuk sarapan. Saya membebaskan mereka memilih kue apa yang mereka mau, sambil saya pun memilih kue untuk si bungsu yang di rumah. Kemudian kami pergi beli telur,  mereka pun membantu saya memilihkan telur. Kemudian kami berdikusi lagi mengenai kebutuhan, dengan sisa uang yang ada, saya harus memilih, apakah beli beras ataupun beli buah-buahan.
“teh, uang umi Cuma sisa 40 rb lagi, mau dibeliin buah-buahan atau beras? Karena beras dirumah sedikit lagi” tanya ku pada mereka
“buah-buahan” jawab mereka serentak
Dan saya putuskan untuk beli buah-buahan. Kami pun beli jambu batu. Ternyata mereka bilang beli nya jangan banyak-banyak, ya sudah, saya pun hanya beli jambu 1,5kg dan itu harganya 10rb. Ternyata masih ada sisa 30rb, saya pun putuskan untuk dibelikan beras 2,5kg yang harganya 25rb. Alhamdulillah masih sisa 5rb.
Kami pun pulang dari pasar. Selama perjalanan pulang pun kami masih berdiskusi mengenai apapun, dan ada yang menarik dari teh hasya.
“umi, tahu gak, suara umi keras, jadi kedengaran sampai jauh” kata hasya
“emang suara umi keras gitu?” kataku
“iya emang”
“kenapa coba?” aku tanya lagi sama mereka
“karena jalanan kosong, tidak banyak kendaraan, jadi suara umi kedengaran keras” jawab hasya
Kami pun semua tertawa, dan melanjutkan perjalanan.
Begitulah bentuk komunikasi saya kepada mereka pada hari ini, dan memang ternyata banyak sekali yang kami diskusikan.
Alhamdulillah

#hari2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita tentang Allah Maha Mendengar

Cerita Asmaul Husna Al-Waliy (Maha Menguasai)

Review ceramah ustad chaidir ramli mengenai syukur nikmat