Sepeda dan Sepeda motor
Bismillah
Ada kejutan dari suami saat saya sudah bisa sepeda, dia bilang saya harus belajar motor. Wah, ada apa nih, koq suami menyuruh belajar motor? Pada saat itu saya belum berprasangka apa-apa. Memang saya ingin bisa mengendarai motor seperti yang lain, adik saya dua-duanya sudah bisa motor, saya kadang suka minder sendiri. Saya selalu berfikir, enak kali ya kalau bisa motor, bisa kemana-mana pakai motor.
Akhirnya saya belajar motor dengan memakai motor kakak ipar, yang rumahnya berdekatan dengan rumah saya, dan dia pun mengijinkan saya untuk memakai motornya, bahkan diapun menyemangati saya untuk bisa motor. Katanya, kalau sudah bisa motor, bisa kemana-mana pakai motor, mengantar anak, belanja ke pasar, tidak tergantung sama suami, begitulah pesan kakakku. Memang seperti itu, seorang ibu harus bisa mandiri, selama kita bisa melakukan sesuatu sendiri, kita tidak boleh mengandalkan orang lain, walaupun itu suami sendiri.
Dengan bermodalkan bisa sepeda, saya pun belajar motor. Bayangan yang pertama kali saat belajar motor adalah takut jatuh, kalau dulu saat belajar sepeda, kalau jatuh tidak begitu sakit, saya membayangkan kalau saya jatuh dari motor, pasti sakit sekali, karena motor itu berat :(
Tapi saya selalu berusaha menghilangkan rasa takut itu, tekad saya adalah saya harus bisa motor agar bisa bantu suami.
Sama seperti belajar sepeda, untuk belajar motor saya kurang lebih 2 minggu an, karena itu dia, saya sudah punya modal yaitu bisa sepeda, sehingga untuk menyeimbangkan motor jadi lebih mudah. tinggal gas dan rem, karena kebetulan motornya matic. Alhamdulillah akhirnya saya bisa mengendarai dua kendaraan dalam satu bulan, sepeda dan motor, walau saat itu belum begitu lancar, tapi saya terus belajar untuk melancarkan.
Kejutannya apa dari suami?? Pada bulan April, suami mengajak ke dealer sepeda motor, ternyata saya dibelikan sepeda motor, saya pun tanya ke suami, emang umi pantes dapat motor baru? dia bilang, ini hadiah karena umi udah bisa sepeda motor, masa udah bisa tapi sepeda motornya belum ada, suami mengejek dengan senyuman. Alhamdulillah akhirnya saya mendapatkan sepeda motor di tahun 2014 itu.
Sampai sekarang sepeda motor itu menemaniku kemana pun saya pergi, mengantar saya ke pengajian, ke pelatihan-pelatihan, ke seminar-seminar, saya bersyukur, karena dengan saya bisa mengendarai sepeda motor, saya jadi lebih mudah untuk pergi kemana-mana, tentunya dengan ijin suami.
Itulah awalnya saya bisa sepeda dan sepeda motor, memang kalau dengan tekad yang kuat dan niat yang tulus, apa yang diinginkan, apa yang diimpikan menjadi suatu kenyataan.
Alhamdulillah
#ODOPfor99days
#tulisanke11
Jujur, saya baru bisa mengendarai sepeda tahun 2014, dan itupun termotivasi oleh anak-anak. Dulu sewaktu masih kecil, ayahku sudah mengajarinya, tapi karena saat itu saya pernah jatuh, dari situ saya tidak belajar lagi, alasan nya takut jatuh. Kali ini, sudah menjadi orang tua , saya mengajarkan anak-anak biar bisa naik sepeda, jangan kayak uminya yang gak bisa naik sepeda :).
Saat setelah menikah pun saya pernah diajari oleh suami, karena keinginan suami ingin bersepeda dengan saya. Suami adalah pengendara sepeda sejati, kalau dibilang sepeda adalah hati dan jiwanya, karena dengan bersepeda, selain badan menjadi sehat, otak tidak menjadi stress. Tapi latihannya selalu terhenti karena rasa takut saya yaitu takut jatuh, walaupun selalu disemangati oleh suami, tapi tidak berhasil membuat saya semangat.
Tapi pada saat ditahun 2014 itu keinginan untuk bisa naik sepeda sangat tinggi. Pertama dipengaruhi oleh suami yang sudah jago naik sepeda dari dulu dan anak-anak yang sudah juga bisa naik sepeda. Mereka selalu menyindir saya, dari situ lah saya bertekad untuk bisa.
Memang benarlah segala sesuatu yang dimulai dengan tekad kuat pasti hasilnya akan baik. Dengan tekad kuat itu, saya belajar dan terus belajar mengendarai sepeda, entah berapa kali saya jatuh, dan bahkan sempat ditertawakan oleh anak-anak, duh jadi malu pada saat itu. Namanya juga anak-anak he he. Tapi karena dengan semangat anak-anak, saya langsung bisa, kurang lebih 2 minggu saya sudah bisa naik sepeda...alhamdulillah sampai sekarang kami sekeluarga suka bersepeda kalau hari libur. Dan mimpi suami untuk bisa bersepeda dengan saya bisa terwujud, kalau anak-anak sedang tidak mau diajak bersepeda, kami selalu bersepeda berdua :)Ada kejutan dari suami saat saya sudah bisa sepeda, dia bilang saya harus belajar motor. Wah, ada apa nih, koq suami menyuruh belajar motor? Pada saat itu saya belum berprasangka apa-apa. Memang saya ingin bisa mengendarai motor seperti yang lain, adik saya dua-duanya sudah bisa motor, saya kadang suka minder sendiri. Saya selalu berfikir, enak kali ya kalau bisa motor, bisa kemana-mana pakai motor.
Akhirnya saya belajar motor dengan memakai motor kakak ipar, yang rumahnya berdekatan dengan rumah saya, dan dia pun mengijinkan saya untuk memakai motornya, bahkan diapun menyemangati saya untuk bisa motor. Katanya, kalau sudah bisa motor, bisa kemana-mana pakai motor, mengantar anak, belanja ke pasar, tidak tergantung sama suami, begitulah pesan kakakku. Memang seperti itu, seorang ibu harus bisa mandiri, selama kita bisa melakukan sesuatu sendiri, kita tidak boleh mengandalkan orang lain, walaupun itu suami sendiri.
Dengan bermodalkan bisa sepeda, saya pun belajar motor. Bayangan yang pertama kali saat belajar motor adalah takut jatuh, kalau dulu saat belajar sepeda, kalau jatuh tidak begitu sakit, saya membayangkan kalau saya jatuh dari motor, pasti sakit sekali, karena motor itu berat :(
Tapi saya selalu berusaha menghilangkan rasa takut itu, tekad saya adalah saya harus bisa motor agar bisa bantu suami.
Sama seperti belajar sepeda, untuk belajar motor saya kurang lebih 2 minggu an, karena itu dia, saya sudah punya modal yaitu bisa sepeda, sehingga untuk menyeimbangkan motor jadi lebih mudah. tinggal gas dan rem, karena kebetulan motornya matic. Alhamdulillah akhirnya saya bisa mengendarai dua kendaraan dalam satu bulan, sepeda dan motor, walau saat itu belum begitu lancar, tapi saya terus belajar untuk melancarkan.
Kejutannya apa dari suami?? Pada bulan April, suami mengajak ke dealer sepeda motor, ternyata saya dibelikan sepeda motor, saya pun tanya ke suami, emang umi pantes dapat motor baru? dia bilang, ini hadiah karena umi udah bisa sepeda motor, masa udah bisa tapi sepeda motornya belum ada, suami mengejek dengan senyuman. Alhamdulillah akhirnya saya mendapatkan sepeda motor di tahun 2014 itu.
Sampai sekarang sepeda motor itu menemaniku kemana pun saya pergi, mengantar saya ke pengajian, ke pelatihan-pelatihan, ke seminar-seminar, saya bersyukur, karena dengan saya bisa mengendarai sepeda motor, saya jadi lebih mudah untuk pergi kemana-mana, tentunya dengan ijin suami.
Itulah awalnya saya bisa sepeda dan sepeda motor, memang kalau dengan tekad yang kuat dan niat yang tulus, apa yang diinginkan, apa yang diimpikan menjadi suatu kenyataan.
Alhamdulillah
#ODOPfor99days
#tulisanke11
Komentar
Posting Komentar