etika berbisnis dalam Islam
Bismillah
Berbisnis
adalah salah satu kegiatan yang dianjurkan dalam Islam. Nabi Muhammad dan para
sahabatnya adalah seorang pebisnis yang sukses. Salah satu firman Allah dalam
Al-Qur’an yang menganjurkan para pengikutnya untuk berdagang atau berbisnis ada
dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 10
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”
Selain dalil diatas, masih banyak dalil yang menerangkan mengenai
berbisnis dalam Islam.
Berbisnis dalam Islam sangat diatur, sangat diperhatikan , ada
etikanya, bukan bisnis yang menggunakan segala cara untuk keuntungan semata. Dalam
buku “9 Kunci Bisnis Rasulullah Saw. Dan khadijah ra” yang ditulis oleh A.
Yahya hastuti, dijelaskan bagaimana etika berbisnis dalam Islam.
1. Harus jujur mengenai takaran dan timbangan
Allah melaknat perbuatan curang
dalam Al-Qur’an surat Al-Muthaffifin ayat 1-2 yang artinya: “Celakalah bagi orang yang curang. Apabila
mereka menimbang dari orang lain (untuk dirinya) dipenuhkan timbangannya. Namun
apabila mereka menimbang (untuk orang lain), dikuranginya.” (QS.
Al-Muthaffifin: 1-2)
2. Barang yang dijual harus halal
“Sesungguhnya
bila Allah mengharamkan sesuatu, maka Dia juga mengharamkan hasil penjualannya.”
(HR. Ahmad).
3. Menjual barang yang bermutu baik dan tidak
mencampurnya dengan yang buruk demi keuntungan.
Pada suatu hari, Rasulullah saw. ke pasar. Rasulullah
memasukkan tangannya ke dalam tumpukan gandum yang nampak baik, namun beliau
terkejut karena ternyata kondisi gandum di bagian dalam tidak baik (basah). Rasulullah
pun bersabda: “Juallah ini (yang baik)
dalam satu bagian dan yang ini (yang tidak baik) dalam bagian yang lain. Siapa yang
menipu kami bukanlah termasuk golongan kami.” (HR. Muslim).
4. Dilarang menyembunyikan kecacatan barang
yang dijual.
Sabda Rasulullah saw. : “Tidak halal bagi seorang muslim menjual
barang yang ia tahu ada penyakitnya, melainkan ia harus memberitahukan tentang
(penyakit dan cacat itu) kepada pembelinya.” (HR. Bukhari).
5. Jangan mudah mengucapkan sumpah.
Sering saya melihat atau mendengar penjual
yang bersumpah kalau barangnya seperti ini, seperti ini dan bersumpah kalau
modalnya segini atau segitu. Saya sebagai pelaku bisnis juga berusaha untuk
tidak melakukan seperti itu, saya harus jujur kalau misalnya barang yang saya
jual sangatlah wajar dengan memberikan informasi yang benar mengenai modal dan
kualitas barang yang saya jual. Rasulullah saw. bersabda : “Dari Abu Qatadah Al-Anshari bahwa ia
mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah banyak bersumpah dalam
jual-beli. Memang sumpah itu dapat melariskan barang dagangan, namun kemudian
akan menghilangkan berkahnya.” (HR. Muslim).
6. Bermurah hati
“Allah
mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual, waktu membeli dan waktu
menagih hutang.” (HR. Bukhari).
7. Menimbun barang
“Seburuk-buruk
hamba ialah orang yang melakukan ikhtiar, jika ia mendengar harga barang murah,
dirusakkannya (barang itu). Dan jika harganya melambung tinggi, ia bergembira.”
(HR. Muslim).
8. Mencatat hutang-piutang
Dalam surat Al-Baqarah ayat 282-283
merupakan firman Allah mengenai hutang-piutang.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Abila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...” (QS. Al-Baqarah: 282).
9. Dilarang melakukan riba
Riba adalah perbuatan yang diharamkan oleh
Allah. Dalam firman Nya surat Al-Baqarah ayat 275, Allah berfirman;”...Allah telah menghalalkan jual-beli dan
mengharamkan riba...”
10. Menunaikan zakat
Menunaikan zakat merupakan bentuk kepatuhan
kita kepada Allah. Dengan kita menunaikan zakat, maka kita sadar bahwa harta
yang kita miliki dan yang kita dapatkan ada hak orang lain di dalamnya. Allah
berfirman :”Dan dirikanlah shalat,
tunaikan zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (QS.
Al-Baqarah:43).
“Dan
laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat, serta segala kebaikan yang kamu
kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkan (pahala) disisi Allah. Sungguh,
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah:110).
11. Saling meridhai antara penjual dan pembeli
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berjalan atas dasar suka sama suka di antara kamu.” (Qs. An-Nisa:29).
12. Dapat dipercaya atau amanah
Allah berfirman; “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad). Dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 27).
13. Memenuhi janji
Salah satu sifat seorang muslim yaitu
memenuhi janji, karena janji adalah hutang yang harus ditepati. Dalam Al-Qur’an
Allah berfirman: “...Dan penuhilah janji,
sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra:
34).
14. Adil
Menurut buku ini, yang dimaksud adil bukan
berarti harus sama rata, namun adil yang dimaksud adalah menempatkan segala
sesuatu pada tempatnya, memberikan sesuatu sesuai dengan haknya , sehingga
tidak ada pihak yang dirugikan. Keadilan dalam berbisnis diartikan sebagai
penjual maupun pembeli tidak saling merugikan.
15. Saling jujur
Dalam berbisnis diperlukan adanya
kejujuran. Contohnya adalah ketika penjual mengatakan kecacatan barang yang
dijualnya kepada pembeli, pembeli tidak mengatakan bahwa barang yang dijual
bermutu jelek demi menjatuhkan harga sehingga ia mendapatkan harga yang murah. “Seorang pedagang yang jujur akan bersama
dengan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada.” (HR.
Tirmidzi).
16. Ada akad yang jelas
Didalam jual beli akad sangatlah
diperhatikan, karena dengan akad yang jelas maka jual beli akan terlihat jelas,
seperti akad jual-belinya tunai atau tidak tunai, apakah sewa atau membeli. Kata Rasulullah jangan sampai ada dua akad
sekaligus. “Rasulullah saw. melarang dua
transaksi dalam satu akad.” (HR. Ahmad, Al-Bazar dan Ath-Thabrani).
Itulah beberapa etika berbisnis dalam Islam yang dikutip
dalam buku “9 Kunci Bisnis Rasulullah saw. dan Khadijah ra” yang ditulis oleh
A. Yahya Hastuti. Mudah-mudahan saya sebagai
pelaku bisnis bisa mempraktekkan nya dalam melakukan transaksi dengan konsumen.
Alhamdulillah
#ODOPfor99days2017
#tulisanke-6
Komentar
Posting Komentar