Anakku ke pesantren
Bismillah
Tahun ini Insya Allah anak saya
yang pertama, Hasya, akan selesai sekolah dasar (SD). Sebagai orang tua saya harus
mempersiapkan kemana dia akan melanjutkan sekolahnya. Kami, saya dan suami dari
dulu memutuskan untuk memasukkan dia ke pesantren, alasannya? Tidak ada alasan.
Kenapa ? Karena masuk ke pesantren itu tidak perlu alasan, hanya perlu
keinginan yang kuat untuk memasukinya.
Banyak sekali orang tua yang
memasukkan anaknya ke pesantren dengan alasan agar anaknya jadi orang yang
benar, jadi orang yang ta’at, yang rajin ibadahnya, disiplin dan masih banyak
lagi dan juga agar anaknya jadi orang yang benar. Tidak salah juga sih, memang
dengan anak masuk pesantren maka dipastikan dia akan menjadi pribadi yang
disiplin dan memiliki akhlak yang baik, tapi kalau bisa sih alasannya bukan hanya
itu saja. Image pesantren sebagai tempat anak-anak nakal atau anak-anak buangan
yang tidak lulus ke negri dan tidak mampu sekolah ke swasta harus dihilangkan, Jadikan image pesantren jadi image yang baik, bahwa pesantren adalah tempat
mendidik anak untuk lebih meningkatkan keilmuan mereka dibidang agama.
Hal itu
dilihat dari pembukaan penerimaan santri baru di pesantren yang tidak dimulai
saat anak kelas 6 SD sudah mendapatkan hasil UN nya, misalnya kalau tidak lulus
ya masukkan saja ke pesantren, tapi di pesantren penerimaan santri baru dimulai
dari awal bulan, bahkan ada juga yang sudah dimulai di bulan-bulan sekitar
november dan ditutup bulan desember. Hal ini menandakan bahwa anak-anak yang
masuk ke pesantren tidak main-main, hanya para orang tua yang ingin benar-benar
memasukkan anak-anaknya ke pesantren.
Terus ada yang bertanya kepada
saya, “kenapa gak ke sekolah umum? Kan anaknya pintar, sayang lho kalau
dimasukkan ke pesantren, nanti gak berkembang” itulah pertanyaan yang sering
saya dapatkan ketika saya memilih memasukkan anak saya ke pesantren. Saya gak
pernah merespon pertanyaan itu, buat apa, yang tahu kebaikan anak saya, ya saya
dan suami sendiri. Ini keputusan kami, menyekolahkan anak kami ke pesantren
tidak ke sekolah umum. Titik. J
Kami (saya dan suami) mulai
mencari pesantren untuk anak kami. Karena kami tahu bahwa pembukaan penerimaan
santri baru dipesantren itu di awal-awal bulan maka kami lakukan saat anak kami
menginjak kelas 6. Saya pun memberitahukan ke anak saya bahwa saya akan
memasukkan dia ke pesantren, dan dia tidak marah, dia tidak memberontak, dia
hanya bilang, “terserah umi”. Jawaban yang diberikan bukan karena dia tidak
punya motivasi untuk masuk sekolah negeri, tapi dia sudah mengerti apa yang
kami putuskan itu untuk kebaikan dia juga. Tapi saya bilang ke dia, walaupun
nanti dia tidak ke negeri tapi prestasi dia di kelas 6 harus terbaik.
Alhamdulillah akhirnya kami memutuskan untuk memasukkan
Hasya ke pesantren di daerah Padalarang, namanya pesantren Al-Firdaus. Letaknya
di pinggir jalan tepatnya di daerah Cipatat, Bandung Barat. Saya dapat
rekomendasi pesantren ini dari kakak ipar saya yang anaknya sudah masuk ke
pesantren tersebut, dan sekarang sudah kelas 2. Dan dia bilang pesantrennya bagus, sistem pembelajarannya juga bagus.
Visi dari pesantren tersebut adalah “Terbentuknya
hamba-hamba Allah yang berjiwa mulia di muka bumi. Seperti tersurat di dalam
QS. Al-Furqan: 63-65 “Dan hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri
untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata:” Ya Tuhan kami, jauhkan azab
Jahannam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang
kekal””
Sedangkan misi dari pesantren adalah “membina santri sehingga menjadi
Mujahid-mujahid Islam yang Tafaqquh Fiddin seperti tersurat dalam QS. As-Shaf:4
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
Alhamdulillah hari minggu, 5 maret 2017 Hasya sudah melakukan test masuk ke pesantren Al-Firdaus. Mudah-mudahan hasil test nya bagus dan bisa memasuki test tahap kedua. Insya Allah.
Kita mungkin tak bisa
mempersiapkan masa depan anak-anak kita. Namun setidaknya kita bisa
mempersiapkan anak-anak kita agar mampu menjalani masa depan mereka (Franklin D. Roosevelt---dalam buku
parenthink tulisan Mona Ratuliu)
Alhamdulillah
#ODOPfor99days2017
#tulisanke12
Komentar
Posting Komentar