Saat ibunda dipanggil Allah SWT

Innalillahi wa inna ilahi roji'un

Inilah waktunya...kamis, 21 September 2017 bertepatan dengan 1 Muharram 1439 H
Akhirnya aku tiba dihari ini... 
Hari dimana aku menangis dan menangis... 
Melepas beliau pergi.. 

Aku pikir masih lama... 
Aku pikir beliau masih bisa melihat anakku sukses... 
Aku pikir aku bisa melihat nya sehat dan pergi jalan-jalan bersama... 
Aku pikir aku bisa melihat nya tersenyum dan memarahiku... 

Tapi itu semua terhapus sudah
Saat aku datang dan melihat beliau sudah terbujur kaku.. 

Terlambat.... 
Menyesal... 
Terpuruk..
Sesak di dada...


Hari itu.... Aku sudah sukses membuat diri ini berani
Aku sukses melawan ketakutan dalam diri untuk berbicara di depan umum
Lancar aku berbicara.... 

Tersenyum dan tertawa lepas bersama teman-teman saat aku melihat acara aku sukses... 
Bahagia memuncak dalam diri tak tertahankan... 
Aku tidak ingat apa-apa
Aku hanya ingat saat itu aku bahagia

Aku pulang dengan badan yang sedikit pegal dan kepala yang pening
Aku berfikir bahwa aku harus istirahat
Aku harus tertidur dulu sebentar sebelum aku melakukan aktifitas ku kembali

Aku tidak punya feeling apa pun... 
Aku hanya tidur dan melepas penatku

Sampai aku pun menerima kabar dari ayahku
Agar aku segera ke rumah ibu
Ibu sedang kritis... 

Aku lemas... 
Aku bingung... 
Karena aku tidak bisa langsung pergi 
Karena suamiku sedang tidak ada dirumah... 
Dan anak-anakku sedang tertidur lelap
..
Aku ingin pergi, tapi tidak bisa
Akhirnya aku pun menunggu suamiku pulang
Dan kami bersama-sama pergi ke rumah ibu

Akhirnya suamiku pulang dan bergegas aku pun bersiap
Tapi suamiku bilang dia ingin istirahat 
Akhirnya aku yang pergi, yang penting anak-anak ada yang jaga

Aku pun pergi dengan Saudara suamiku

Sampai tiba di rumah ibu suasana berbeda, banyak orang berkumpul di rumah ibuku
Kaget... 
Tersentak... 
Lemas... 
Ibuku telah dipanggil oleh Allah SWT

Penyesalan langsung terasa dalam dada
Tidak bisa menemani di saat - saat terakhir beliau
Tangisan ku pun pecah.. 
Berkali-kali aku berkata "maafkan aku mah"
Aku mengabaikan perkataan ayahku
Aku mengabaikan firasat yang ada. 

Saat ini aku ikhlas melepas beliau pergi
Saat ini beliau sudah tidak lagi menahan sakitnya
Walaupun penyesalan akan selalu ada dalam hati ini

Aku akan selalu berdo'a untuk beliau
Berdo'a kepada Allah untuk diampuni semua dosa-dosa beliau
Dan menempatkan beliau di tempat yang terbaik. 
Aamiin ya rabbal 'alamin



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita tentang Allah Maha Mendengar

Cerita Asmaul Husna Al-Waliy (Maha Menguasai)

Review ceramah ustad chaidir ramli mengenai syukur nikmat