Ramadhan tanpa khadimat
Bismillah
Alhamdulillah sudah masuk hari ke-2 shaum di bulan ramadhan. Bersyukur karena melihat anak-anak yang semangat dalam menjalankan ibadah shaumnya. Terutama anakku yang ketiga, eca namanya. Dia sebelum masuk bulan ramadhan sangat antusias sekali, apalagi pas diadakannya pembukaan kurma (kuliah ramadhan). Dia terus bertanya kapan shaum. Dan ketika masuk shaum pertama, alhamdulillah dia semangat sekali menjalankan shaumnya. Sekarang pun di hari ke-2 shaum, dia tamat shaumnya. Semoga semangat nya terus sampai akhir bulan ramadhan.
Kali ini saya gak akan menulis mengenai semangatnya eca menjalankan shaum, tapi saya akan mencoba menulis mengenai sesuatu yang baru saya alami, yaitu Ramadhan tanpa khadimat.
Sudah beberapa tahun saya dan suami memutuskan agar dirumah ada khadimat, tentu tujuannya agar membantu saya dalam pekerjaan rumah tangga, dan kalau ada khadimat atau art maka saya akan lebih fokus kepada anak-anak.
Dan alhamdulillah memang saya terbantu dan saya sangat bersyukur sekali.
Nah, pada bulan Ramadhan tahun ini, saya memutuskan untuk tidak ada khadimat atau asisten rumah tangga. Ketika khadimat yang ada di rumah bilang pengen pulang karena katanya sudah ada calon untuk menikah dan diapun ingin menikah. Kami pun tidak menghalangi niat dia, dan menyetujui dia untuk pulang dan tidak bekerja lagi dirumah. Awalnya saya was-was, takut pekerjaan rumah tangga terbengkalai karena saya harus fokus dengan anak-anak. Kemudian saya diskusi dengan suami.
Setelah berfikir beberapa lama, setelah khadimat dirumah pulang, kami memutuskan untuk tidak dulu ada khadimat. Alasannya adalah karena anak-anak sudah agak besar, walaupun yang pertama masih kelas 6 sd, tapi dia bisa menjadi partner saya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi tentunya sesuai dengan porsi dia. Kemudian kami bisa mengatur waktu kami sendiri, kapan harus beres-beres, kapan harus istirahat.
Nah, kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun ini, kami tidak ada khadimat. Sedikit khawatir, karena kalau dulu ada khadimat, ketika sahur dan berbuka ada yang bantuin untuk membuat makanannya, tapi saya tepis kekhawatiran itu, saya berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik untuk keluarga walaupun tanpa khadimat. Karena kami akan bekerja sama.
Ada hikmah dibalik ini semua, yaitu kami saling menghargai, dan kami saling bekerja sama dalam team work. Ada pembagian kerjanya, misalnya siapa yang membantu saya masak, siapa yang membantu menyiapkan peralatan makan nya dan lain-lain.
Itulah sedikit cerita mengenai ramadhan kali ini.
Semoga Ramadhan tahun ini membawa keberkahan dalam keluarga kami.
Alhamdulillah
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#tulisan1
Alhamdulillah sudah masuk hari ke-2 shaum di bulan ramadhan. Bersyukur karena melihat anak-anak yang semangat dalam menjalankan ibadah shaumnya. Terutama anakku yang ketiga, eca namanya. Dia sebelum masuk bulan ramadhan sangat antusias sekali, apalagi pas diadakannya pembukaan kurma (kuliah ramadhan). Dia terus bertanya kapan shaum. Dan ketika masuk shaum pertama, alhamdulillah dia semangat sekali menjalankan shaumnya. Sekarang pun di hari ke-2 shaum, dia tamat shaumnya. Semoga semangat nya terus sampai akhir bulan ramadhan.
Kali ini saya gak akan menulis mengenai semangatnya eca menjalankan shaum, tapi saya akan mencoba menulis mengenai sesuatu yang baru saya alami, yaitu Ramadhan tanpa khadimat.
Sudah beberapa tahun saya dan suami memutuskan agar dirumah ada khadimat, tentu tujuannya agar membantu saya dalam pekerjaan rumah tangga, dan kalau ada khadimat atau art maka saya akan lebih fokus kepada anak-anak.
Dan alhamdulillah memang saya terbantu dan saya sangat bersyukur sekali.
Nah, pada bulan Ramadhan tahun ini, saya memutuskan untuk tidak ada khadimat atau asisten rumah tangga. Ketika khadimat yang ada di rumah bilang pengen pulang karena katanya sudah ada calon untuk menikah dan diapun ingin menikah. Kami pun tidak menghalangi niat dia, dan menyetujui dia untuk pulang dan tidak bekerja lagi dirumah. Awalnya saya was-was, takut pekerjaan rumah tangga terbengkalai karena saya harus fokus dengan anak-anak. Kemudian saya diskusi dengan suami.
Setelah berfikir beberapa lama, setelah khadimat dirumah pulang, kami memutuskan untuk tidak dulu ada khadimat. Alasannya adalah karena anak-anak sudah agak besar, walaupun yang pertama masih kelas 6 sd, tapi dia bisa menjadi partner saya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi tentunya sesuai dengan porsi dia. Kemudian kami bisa mengatur waktu kami sendiri, kapan harus beres-beres, kapan harus istirahat.
Nah, kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun ini, kami tidak ada khadimat. Sedikit khawatir, karena kalau dulu ada khadimat, ketika sahur dan berbuka ada yang bantuin untuk membuat makanannya, tapi saya tepis kekhawatiran itu, saya berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik untuk keluarga walaupun tanpa khadimat. Karena kami akan bekerja sama.
Ada hikmah dibalik ini semua, yaitu kami saling menghargai, dan kami saling bekerja sama dalam team work. Ada pembagian kerjanya, misalnya siapa yang membantu saya masak, siapa yang membantu menyiapkan peralatan makan nya dan lain-lain.
Itulah sedikit cerita mengenai ramadhan kali ini.
Semoga Ramadhan tahun ini membawa keberkahan dalam keluarga kami.
Alhamdulillah
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#tulisan1
Komentar
Posting Komentar